Saturday 23 January 2016

Whatever lah ya


Dementor datang. Bawa kabar buruk, lalu memenuhi hati dengan membuka luka-luka lama. Dikeruknya lebih dalam. Ditanam luka baru. Tak ditutup.

Asmara? Bukan. Ini tentang sesuatu yang sangat berarti dan berharga di dunia. Juga tentang penyesalan dan penolakan, yang datang kembali dengan tiba-tiba. Panjang dan tabu jika diceritakan. Everybody has their own secret, kan?

Beberapa hari ini jantung berdetak lebih kencang, badan gemetar, gak bisa selow, wajah memerah diikuti pening di ujung kepala, hal-hal yang sepele saja bisa berakibat emosi dan amarah. Seumur hidup baru pertama kali ini sabar menyentuh marahnya.

Di rumah, ngusirin kucing-kucing yang berisik. Marahin sodara yang katanya tau agama tapi masih ghibah. Ngomelin tetangga nikahan yang seenaknya nutup jalan. Nyemprotin baygon kecoak sama tikus. Die! Alien must die!!!

Di jalan, berantem sama orang gara-gara ngebut plus ngawur, hampir aja ketabrak. Marahin ibu-ibu yang belok seenaknya sendiri. Nyegat anak-anak SMP yang make jalan buat balapan motor deket rumah. Neriakin orang yang nge-klakson mulu padahal lampu masih merah.

Di kantor, sensitif sekali. Tutup telpon user yang ngeyel. Banting mouse komputer yang dobel klik. Dan bahkan ketika liat si S dan si H lebih dekat dengan si A, hore I'm invisible!!!. Curhat ke si A, nanya kerjaan ke si A. Apa-apa tanya ke si A, bahkan si S yang duduk sebelahan kalau nanya sesuatu ke si A yang notabene tempat duduknya dibelakang pojok. Rasanya seperti ditolak bumi dan angkasa. Diskusi suatu case cuma bertiga. Ikutan gabung nanya ada apaan, kagak dijawab. Pun juga saat si A assign kerjaan hanya ke si S atau si H saja. Saat itu juga pengen teriak ke telinga mereka, "Hellooo.. I am heree!!! Lu pada anggep gua ada kagak?!"

 

Padahal, sebelum-sebelumnya, biasanya, seringnya, peduli amat sama hal-hal menyebalkan diatas. Amarah, emosi, iri, dengki, benci, sakit hati, sebelumnya gak pernah ada di kamus hidup. Soal teman, yang terpenting selalu ada untuk teman ketika dibutuhkan, peduli amat mereka gak ada waktu dibutuhin.Yang penting selalu ada buat mereka.

Lucu kan? Lucu sekali. Sepertinya emosi bukan hanya soal sedih dan amarah, kadang disitu ada kejujuran yang sungkan diungkapkan. Entah karna malu, gengsi, takut kehilangan, takut menyinggung, menyakiti, memancing amarah yang lain atau memang sudah terbiasa.

Sepertinya, sudah terbiasa.

Whatever lah ya.



-----------------------------------------------------------------------------------------
PS: For you all, I am sorry, and please be a professional human.

Tanggal Merah: Rinjani

Persiapan ditengah malam.

Pemandangan dari atas kapal feri sesaat akan sampai di pelabuhan lembar Lombok.
Berhati-hatilah saat di pelabuhan lembar, banyak calo dan preman.

 
Gerbang menuju Rinjani
















Puncak Rinjani